JURNAL TEKNIK SIPIL PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG
JURNAL TEKNIK SIPIL
PENJADWALAN
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG YANG MENGALAMI KETERBATASAN SUMBER DAYA MENGGUNAKAN
METODE PERATAAN PENUH (FULL LEVELLING) DENGAN MICROSOFT EXCEL DAN OVERALLOCATED
(LEVELLING) SUMBER DAYA DENGAN MICROSOFT PROJECT
Ayu Puji
Febryanti, M. Hamzah Hasyim, Saifoe El Unas
Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT.
Haryono 167, Malang 65144, Indonesia
E-mail : ayupujifebryanti@yahoo.com
ABSTRAK
Perencanaan penjadwalan
yang memiliki permasalahan dengan keterbatasan sumber daya tenaga kerja perlu
dianalisa dengan cermat. Proyek pembangunan gedung FISIP Tahap II, Universitas
Brawijaya Malang mengalami keterlambatan pada akhir pelaksanaan proyek atau
pada saat tahap finishing.
Hal ini disebabkan oleh tidak dapat terpenuhinya
jumlah tenaga kerja seperti yang direncanakan. Tujuan skripsi ini untuk
mengetahui aktifitas -
aktifitas yang mengalami keterlambatan, pekerjaan yang berada pada lintasan
kritis, dan melakukan pengalokasian sumber daya atau Levelling dengan Microsoft
Project dan secara manual. Metode
yang digunakan untuk perataan tenaga kerja terbatas dilakukan Levelling dengan
bantuan Microsoft Project dan Full Levelling secara manual dengan bantuan
Microsoft Excel.
Perhitungan dengan kedua metode tersebut menghasilkan waktu
keterlambatan yang sama sehingga durasi proyek berakhir bersamaan. Pekerjaan pada tahap finishing yang
mengalami keterlambatan pada pekerjaan plafon, pengecatan dan ME. Pekerjaan
pengecatan termasuk dalam lintasan kritis sehingga durasi pekerjaan akan
terlambat. Setelah dilakukan analisa dengan metode Levelling dengan bantuan Microsoft Project dan metode Full Levelling dengan bantuan Microsoft
Excel penjadwalan proyek menjadi terlambat.
Perbedaan
kedua metode tersebut terletak pada urutan pelaksanaan aktifitas. Pada metode
Levelling dengan Microsoft Project dilakukan perhitungan waktu keterlambatan
secara otomatis sedangkan dengan metode Full Levelling dilakukan perhitungan
waktu keterlambatan secara manual dan urutan pelaksanaan aktifitas ditentukan
sendiri berdasarkan perhitungan waktu tercepat.
Kata kunci : manajemen
konstruksi, microsoft project, penjadwalan sumber daya terbatas
Pendahuluan
Pada setiap
pelaksanaan proyek, sumber daya dalam hal ini dimaksudkan tenaga kerja adalah
hal yang sangat penting dimana tanpa sumber daya tenaga kerja maka suatu proyek
tidak mungkin dapat berjalan. Alokasi sumber daya dikategorikan menjadi 2 kategori, yaitu alokasi sumber daya
terbatas dan alokasi sumber tak terbatas. Pada kenyataan pelaksanaan proyek,
permasalahan alokasi dumber daya bukanlah alokasi tak terbatas, melainkan
alokasi sumber daya terbatas (Paulus Nugraha et al, 1986). Oleh karena itu,
adanya keterbatasan dari sumber daya inilah yang menyebabkan perencanaan sumber
daya yang langka seperti tenaga kerja harus dibuat sebaik mungkin (Abrar
Husein, 2009).
Pelaksanaan dilapangan, efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan
sumber daya berperan penting dalam kesuksesan suatu proyek, terhambatnya
tahapan-tahapan pelaksanaan proyek akan mempengaruhi pekerjaan proyek secara
keseluruhan, terutama pada kegiatan yang berada pada jalur kritis. Penjadwalan
pada suatu proyek harus dipikirkan secara matang, jika penjadwalan tidak
direncanakan secara matang akan menyebabkan kebutuhan akan tenaga kerja harian
memuncak. Perencanaan penjadwalan yang memiliki permasalahan dengan
keterbatasan sumber daya tenaga kerja harus di analisa dengan cermat.
Pada
pelaksanaan pembangunan
proyek gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Tahap II, Universitas Brawijaya
Malang, pembangunan proyek mengalami keterlambatan pada akhir pelaksanaan
proyek atau pada saat tahap finishing.
Hal ini disebabkan oleh tidak dapat terpenuhinya jumlah sumber daya seperti
yang direncanakan yang dalam hal ini adalah tenaga kerja. Pada awal pelaksanaan
proyek, proyek dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya keterlambatan,
ketersediaan tenaga kerja dapat dipenuhi namun menjelang akhir pelaksaksanaan
proyek tenaga kerja yang diperoleh mengalami kesulitan. Dikarenakan jumlah
tenaga kerja yang seharusnya dipenuhi jauh dibawah dari yang direncanakan maka
pekerjaan proyek tersebut juga akhirnya terlambat.
Solusi
untuk mengatasi penjadwalan dengan keterbatasan sumber daya ada bermacam –
macam, yaitu salah satunya dengan pengurangan jumlah sumber daya dan overallocated sumber daya. Pada solusi
pengurangan jumlah sumber daya hubungan antar aktifitas tetap atau dengan kata
lain tidak mengalami perubahan urutan dari aktifitas, tetapi aktifitas yang
sumber dayanya tidak terpenuhi akan terhambat/molor sehingga akan mempengaruhi
keseluruhan jalannya proyek dengan kata lain proyek menjadi terlambat.
Sedangkan pada overallocated sumber
daya hubungan antar aktifitas mengalami perubahan, perubahan hubungan aktifitas
ini bertujuan untuk memenuhi ketersediaan sumber daya pada suatu saat. Akibat
dari berubahnya hubungan antar aktifitas, lintasan kritis juga akan mengalami
perubahan sehingga jalannya proyek pun menjadi terlambat. Hal ini lah yang
akhirnya akan menimbulkan permasalahan pada proyek.
Melihat
latar belakang diatas, pada kasus pembangunan gedung FISIP Tahap II maka perlu
adanya suatu penelitian untuk mencari solusi sehingga kebutuhan jumlah sumber
daya tetap terpenuhi dengan resiko keterlambatan sekecil mungkin.
Tujuan
penulisan skripsi ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui aktifitas apa saja yang merupakan aktifitas kritis setelah dilakukan
penjadwalan dengan Ms. Project.
2.
Untuk
mengetahui aktivitas – aktivitas apa yang mengalami keterbatasan sumber daya
sehingga dapat mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek.
3.
Untuk
mengetahui pengaruh penjadwalan proyek jika dilakukan leveling dengan Microsoft
Project pada aktifitas – aktifitas yang
memiliki keterbatasan sumber daya (overallocated).
4.
Untuk
mengetahui pengaruh penjadwalan proyek jika dilakukan alokasi sumber daya
terbatas secara manual (full Levelling).
5.
Untuk
mengetahui perbedaan penjadwalan proyek yang mengalami keterbatasan sumber daya
antara pengurangan sumber daya dan perubahan hubungan antar aktifitas.
Tinjauan Pustaka
1.1
Manajemen Sumber Daya
Manusia
Manajemen sumber
daya manusia oleh para penulis didefinisikan secara berbeda. Edwin B. Flippo
(1998) manajemen sumber daya adalah perencanaan, pengarahan dan pengawasan
kegiatan – kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberiaan kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pengaturan sumber daya manusia agar tercapai
tujuan organisasi dan masyarakat. Sedangkan Harvey dan Bowin (1996) menyetakan
bahwa manajemen sumber daya manusia adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menarik, mengembangkan, memotivasi dan mempertahankan kinerja pekerja dalam
suatu organisasi.
1.2
Perhitungan Kebutuhan dan
Produktivitas Tenaga Kerja
JURNAL TEKNIK SIPIL
PENJADWALAN
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG YANG MENGALAMI KETERBATASAN SUMBER DAYA MENGGUNAKAN
METODE PERATAAN PENUH (FULL LEVELLING) DENGAN MICROSOFT EXCEL DAN OVERALLOCATED
(LEVELLING) SUMBER DAYA DENGAN MICROSOFT PROJECT
Ayu Puji
Febryanti, M. Hamzah Hasyim, Saifoe El Unas
Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT.
Haryono 167, Malang 65144, Indonesia
E-mail : ayupujifebryanti@yahoo.com
ABSTRAK
Perencanaan penjadwalan
yang memiliki permasalahan dengan keterbatasan sumber daya tenaga kerja perlu
dianalisa dengan cermat. Proyek pembangunan gedung FISIP Tahap II, Universitas
Brawijaya Malang mengalami keterlambatan pada akhir pelaksanaan proyek atau
pada saat tahap finishing.
Hal ini disebabkan oleh tidak dapat terpenuhinya jumlah tenaga kerja seperti yang direncanakan. Tujuan skripsi ini untuk mengetahui aktifitas - aktifitas yang mengalami keterlambatan, pekerjaan yang berada pada lintasan kritis, dan melakukan pengalokasian sumber daya atau Levelling dengan Microsoft Project dan secara manual. Metode yang digunakan untuk perataan tenaga kerja terbatas dilakukan Levelling dengan bantuan Microsoft Project dan Full Levelling secara manual dengan bantuan Microsoft Excel.
Hal ini disebabkan oleh tidak dapat terpenuhinya jumlah tenaga kerja seperti yang direncanakan. Tujuan skripsi ini untuk mengetahui aktifitas - aktifitas yang mengalami keterlambatan, pekerjaan yang berada pada lintasan kritis, dan melakukan pengalokasian sumber daya atau Levelling dengan Microsoft Project dan secara manual. Metode yang digunakan untuk perataan tenaga kerja terbatas dilakukan Levelling dengan bantuan Microsoft Project dan Full Levelling secara manual dengan bantuan Microsoft Excel.
Perhitungan dengan kedua metode tersebut menghasilkan waktu
keterlambatan yang sama sehingga durasi proyek berakhir bersamaan. Pekerjaan pada tahap finishing yang
mengalami keterlambatan pada pekerjaan plafon, pengecatan dan ME. Pekerjaan
pengecatan termasuk dalam lintasan kritis sehingga durasi pekerjaan akan
terlambat. Setelah dilakukan analisa dengan metode Levelling dengan bantuan Microsoft Project dan metode Full Levelling dengan bantuan Microsoft
Excel penjadwalan proyek menjadi terlambat.
Perbedaan kedua metode tersebut terletak pada urutan pelaksanaan aktifitas. Pada metode Levelling dengan Microsoft Project dilakukan perhitungan waktu keterlambatan secara otomatis sedangkan dengan metode Full Levelling dilakukan perhitungan waktu keterlambatan secara manual dan urutan pelaksanaan aktifitas ditentukan sendiri berdasarkan perhitungan waktu tercepat.
Perbedaan kedua metode tersebut terletak pada urutan pelaksanaan aktifitas. Pada metode Levelling dengan Microsoft Project dilakukan perhitungan waktu keterlambatan secara otomatis sedangkan dengan metode Full Levelling dilakukan perhitungan waktu keterlambatan secara manual dan urutan pelaksanaan aktifitas ditentukan sendiri berdasarkan perhitungan waktu tercepat.
Kata kunci : manajemen
konstruksi, microsoft project, penjadwalan sumber daya terbatas
Tenaga
kerja yang dibutuhkan pada proyek dapat ditentukan melalui koefisien yang ada
pada SNI. Pada
cara modern, produktivitas tenaga kerja untuk suatu pekerjaan sudah ditentukan
dalam bentuk tabel. Dengan cara perhitungan SNI, tenaga kerja dapat dihitung
dengan koefisien – koefisien tenaga kerja yang ada. Perhitungan pekerjaan yang
dapat dilakukan tenaga kerja per hari menurut SNI. Dengan
rumus yang ada di SNI dapat diketahui kebutuhan dan produktivitas tenaga kerja
berdasarkan koeffisien tenaga kerja.
1.3 Penjadwalan
Sumber Daya Terbatas
Diperlukannya
penjadwalan pada sumber daya terbatas dimaksudkan agar pelaksanaan proyek tetap
dapat berlangsung, caranya dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya (Abrar
Husein, 2009).
Ada
dua jenis batasan (constraints) yang
harus diperhatikan dalam penjadwalan proyek, karena batasan tersebut
berpengaruh terhadap waktu kerja dari suatu kegiatan. Batasan tersebut adalah
(Abrar Husein, 2009):
1.
Logical
constraint,
batasan yang diakibatkan oleh hubungan antar aktifitas yang terjadi.
2.
Resources
constraint,
batasan yang diakibatkan oleh ketidaktersediaannya sumber daya.
Selain
itu ada empat aturan yang dapat diterapkan pada penjadwalan proyek dalam
hubungannya dengan alokasi sumber daya yang terbatas, yaitu :
§ Aturan 1,
memprioritaskan kegiatan yang mempunyai J-node terkecil, lalu dilakukan
penjadwalan terhadap kegiatan tersebut dengan basis kontiniu (Continuous Basis).
§ Aturan 2,
memberikan prioritas pada kegiatan kritis atau mendekati kritis dengan total float paling rendah, lalu dilakukan
penjadwalan terhadap kegiatan tersebut dengan cara basis kontiniu (Continuous Basis).
§ Aturan 3,
memberikan prioritas pada kegiatan yang mempunyai durasi paling pendek, lalu
dilakukan penjadwalan terhadap kegiatan tersebut dengan cara basis kontiniu (Continuous Basis).
§ Aturan 4,
setelah dari salah satu dari 3 aturan diatas terpenuhi, diberikan pioritas pada
kegiatan dengan prioritas rendah dengan cara basis terputus (NonContinuous Basis), kemudian dilakukan
interupsi oleh kegiatan yang lebih tinggi prioritasnya.
1.4 Microsoft
Project 2007
Microsoft
Project Professional 2007 merupakan software administrasi proyek yang
digunakan untuk melakukan perencanaan, pengelolaan, pengawasan, dan pelaporan
data dari suatu proyek. Kemudahan penggunaan dan keleluasaan lembar kerja serta
cakupan unsur-unsur proyek menjadikan software ini sangat mendukung
proses administrasi sebuah proyek.
Adapun
hal yang dapat dilakukan dengan Microsoft Project adalah :
1.
Penjadwalan
Tugas – Tugas
2.
Strategi
Mengatasi Beban Lebih
Pembebanan
lebih mengacu pada istilah Overallocated,
yaitu pembebanan sumber daya yang melebihi ketetapan seperti yang telah
ditentukan pada kalender sumber daya.
Pembebanan
lebih ini akan menyebabkan melesetnya penyelesaian suatu tugas (mundur), karena
memang diluar kemampuan sumber daya. Idealnya, pembebanan ini dapat dikenali
sejak dini, bahkan sebelum proyek berlangsung. Semakin dini indentifikasi
pembebanan berlebihan ini lebih baik, sehingga permasalahan akan lebih dini
dideteksi dan masalah akan lebih awal teratasi. Jadi sebaiknya, setelah
penyusunan jadwal, tindakan yang bijaksana adalah mengadakan evaluasi secara
cermat (Djoko Pramono,1996).
Metodologi penelitian
Studi
ini merupakan penelitian kuantitatif dengan design penelitian komparasi yang
bertujuan untuk membandingkan hasil analisa penjadwalan yang memiliki
keterbatasan sumber daya terhadap proyek konstruksi gedung Perkuliahan FISIP
Tahap II Universitas Brawijaya dengan metode Levelling dengan excel (Full
Levelling) dan dengan Microsoft Project (Overallocated). Pendekatan studi yang
digunakan dalam menjawab studi tersebut adalah melalui tahapan evaluasi dan
kajian yang melingkupi pengumpulan data, analisa data, dan penyusunan laporan.
Dari tahap pengumpulan data dilakukan kombinasi untuk proses analisa sehingga
diperoleh output berupa kesimpulan yang dapat menunjang proses penyusunan
laporan.
Objek yang ditinjau pada penelitian ini adalah
pembangunan gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya,
Malang.Sedangkan subyek yang ditinjau pada penelitian ini adalah keterbatasan
sumber daya tenaga kerja yang tersedia.
Data yang dikumpulkan dalam
studi ini meliputi data sekunder. Data sekunder adalah data – data pendukung
yang dapat dijadikan input dan refrerensi yang digunakan dalam melakukan
analisis penjadwalan yang mengalami keterbatasan kebutuhan jumlah tenaga kerja
pada setiap satuan pekerjaan. Data sekunder dapat berupa data penjadwalan dan
kurva S, laporan harian pekerjaan, kontrak proyek.
Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah
menganalisis penjadwalan dengan keterbatasan sumber daya ditinjau dengan metode
perataan penuh (full levelling) dan overallocated (leveling) sumber daya. Dalam
analisis ini membandingkan pengaruh pengurangan jumlah tenaga kerja pada satuan
pekerjaan dibandingkan dengan mengubah hubungan jalannya suatu aktivitas dengan
aktivitas lainnya untuk mendapatkan hasil penjadwalan proyek yang paling baik.
- Overallocated (Leveling) Sumber Daya
Pada metode ini dilakukan secara otomatis oleh software Ms. Project. Microsoft
Project akan secara otomatis melakukan perataan terhadap sumber daya yang
terjadi overallocated dengan mempertimbangkan berbagai faktor, salah satu
contohnya : hubungan antar aktifitas.
2. Perataan Penuh (Full Levelling)
Pada metode ini jumlah sumber daya yang dipakai per hari nya mencapai
kondisi maksimum yang dapat disediakan oleh penyedia. Sehingga apabila suatu
pekerjaan telah selesai dikerjakan, sumber daya pada pekerjaan tersebut dapat
dialokasikan pada pekerjaan berikutnya, sehingga tidak ada sumber daya yang
mengganggur. Dengan metode ini aksetan mempercepat durasi proyek.
Kebutuhan sumber
daya pada setiap aktifitas yang konflik diatur sedemikian rupa agar jumlahnya
sama dengan jumlah sumber daya yang dapat disediakan per satuan waktu. Dengan aktifitas
yang berada pada aktifitas kritis mendapatkan lebih banyak sumber daya. Untuk
lebih jelasnya dibawah ini :
SDi > SDa
Dimana :
SDi = Sumber Daya yang dibutuhkan per satuan waktu
SDa = Sumber Daya yang dapat disediakan persatuan waktu
SDi = ∑SDwi = Jumlah Sumber Daya setiap pekerjaan
per satuan waktu
Maka pengurangan
sumber daya pada aktifitas kritis seminimum mungkin. Sebaliknya berarti
penambahan sumber daya pada aktifitas kritis semaksimal mungkin.
Pembahasan
4.1 Membuat
Lintasan Kritis
4.2
Alokasi Tenaga Kerja Menggunakan Microsoft Excel
Alokasi
sumber daya tenaga kerja diselesaikan melalui perhitungan secara manual untuk
mengetahui perubahan durasi akibat tenaga kerja pada proyek. Analisa dilakukan
dengan bantuan Microsoft Excel.
4.3 Full Levelling
Full Levelling adalah suatu metode dimana jumlah sumber daya yang dipakai
per hari nya mencapai kondisi maksimum yang dapat disediakan oleh penyedia.
Sehingga apabila suatu pekerjaan telah selesai dikerjakan, sumber daya pada
pekerjaan tersebut dapat dialokasikan pada pekerjaan berikutnya, sehingga tidak
ada sumber daya yang mengganggur. Namun, pada kenyataan data yang diperoleh di
lapangan pada satu pekerjaan saja tidak dapat terpenuhi sumber daya tenaga
kerjanya. Sehingga, satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya tidak dapat
dilakukan secara berbarengan, sutu pekerjaan hanya dapat dilakukan setelah
pekerjaan sebelumnya telah selesai.
Berikut
hasil perhitungan metode Levelling :
Pekerjaan
Plafon
Sebelum dan sesudah Levelling
4.4 Alokasi Tenaga
Kerja Menggunakan Microsoft Project
Alokasi sumber daya tenaga
kerja di selesaikan dengan metode analisa Leveling
dengan bantuan software Microsoft Project.
4.5 Levelling
Metode Levelling
ini merupakan salah satu cara otomatis yang ditawarkan untuk perataan tenaga
kerja pada program Microsoft Project. Leveliing
akan secara otomatis memperhitungkan hubungan antar aktifitas kegitan serta
waktu slack pada satu pekerjaan.
Kesimpulan dan
Saran
Hasil
penelitian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Dengan
penjadwalan proyek pada Microsoft Project dapat diketahui lintasan – lintasan
kritis yang terjadi pada proyek. Lintasan kritis yang terjadi pada proyek
adalah sebagai berikut :
Pekerjaan Lantai
1 : pekerjaan tanah, pekerjaan beton, pekerjaan batu pasangan dan partisi.
Pekerjaan Lantai
2 : pekerjaan tanah, pekerjaan beton, pekerjaan batu pasangan dan partisi.
Pekerjaan
Lantai 3 : pekerjaan
tanah dan pekerjaan beton.
Pekerjaan Lantai
4 : pekerjaan beton.
Pekerjaan Lantai
5 : pekerjaan beton.
Pekerjaan Lantai
6 : pekerjaan beton, pekerjaan batu,pasangan dan partisi, pekerjaan keramik, pekerjaan
pengecatan.
Pekerjaan Lantai
7 : pekerjaan beton, pekerjaan batu,pasangan dan partisi, pekerjaan pengecatan.
2.
Pada
proyek pembangunan gedung FISIP Tahap II pekerjaan pada tahap finishing
mengalami keterlambatan dalam pengerjaannya. Pekerjaan – pekerjaan finishing
yang mengalami keterlambatan adalah pekerjaan plafond, pengecatan dan mekanikal
elektrikal. Pekerjaan – pekerjaan tersebut mengalami keterlambatan karena tidak
dapat terpenuhinya jumlah tenaga kerja pada pekerjaan pengecatan yang termasuk
didalam lintasan kritis dan juga pada pekerjaan plafond dan ME yang dijadwalkan
pada akhir proyek.
3.
Setelah
dilakukan analisa dengan metode Levelling
dengan Microrosft Project penjadwalan pada proyek menjadi terlambat, Dengan
metode ini Microsoft Project akan secara otomatis melakukan perhitungan
keterlambatan dan melakukan perubahan urutan aktifitas untuk dilaksanakan.
4.
Setelah
dilakukan analisa secara manual dengan metode Full Levelling,
penjadwalan pada proyek menjadi terlambat. Dengan metode ini perhitungan
keterlambatan dilakukan secara manual dan urutan pelaksanaan aktifitas
ditentukan sendiri berdasarkan perhitungan waktu tercepat serta logika
kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan.
5.
Perhitungan
dengan kedua metode tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan metode Full Levelling
dengan bantuan Microsoft Excel maupun metode Levelling dengan bantuan Microsoft Project menghasilkan total
durasi dari 168 hari menjadi 404,67 hari, sehingga menghasilkan waktu
keterlambatan 236,67 hari yang disebabkan pada pekerjaan ME. Perbedaan kedua
metode tersebut terletak pada urutan pelaksanaan aktifitas. Pada metode Levelling dengan Microsoft Project dilakukan
perhitungan waktu keterlambatan secara otomatis sedangkan dengan metode Full Levelling dilakukan perhitungan
waktu keterlambatan secara manual dan urutan pelaksanaan aktifitas ditentukan
sendiri berdasarkan perhitungan waktu tercepat.
Adapun
saran yang dapat disampaikan :
1. Perlu adanya
kajian ulang perhitungan tenaga kerja dengan analisa SNI, karena pada
kenyataannya di lapangan perhitungan tenaga kerja tidak sama dengan analisa
SNI.
2.
Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan dilapangan sebaiknya ditentukan oleh pengalaman
kerja kontraktor dan database perusahaan.
3.
Perusahaan
harus merencanakan kebutuhan tenaga kerja secara matang agar tidak terjadi
keterbatasan tenaga kerja.
4.
Perlu
adanya penelitian lebih lanjut mengenai kebutuhan tenaga kerja dengan menggunakan
SNI dengan yang terjadi di lapangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Burati,
James L. Michael F. Matthews dan Satyanarayana N. Kalidindi. Juni 1991. Quality Management in Construction Industry.
Journal of Construction Engineering and Management.
Edwin B.
Flippo dalan T. Tani Handoko. 1998. Manajemen
Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.
Emanuel,
Andi Wahju Rahardjo. Hapnes Toba dan Yenni M. Djajalaksana. 2009. Panduan
Lengkap Mengelola Proyek dengan Microsoft Project 2007. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ervianto,
Wulfram I. 2005. Manajemen
Proyek Konstruksi. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset.
Hariandja,
Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Grasindo.
Harley dan
Bowin. 1996. Human Resources Management : An Experience Approch. Prentice Hall .
Husen,
Abrar. 2009. Manajemen Proyek. Yogyakarta: Andi Offset.
Kusnaedi. 2003. Ekonomi SDM.
Jakarta:
Erlangga.
Meredith,
Jack R. dan Mantel JR. 1989.
Project Management a Managerial Approch. Edisi Kedua. John Wiley & Sons Inc
Nugraha, Paulus. Ishak Natan dan
R. Sutjipto. 2006. Manajemen
Proyek Konstruksi I. Jakarta: Kartika Yudha.
Nugraha, Paulus. Ishak Natan dan
R. Sutjipto. 2006. Manajemen
Proyek dan Konstruksi 2. Jakarta: Kartika
Yudha.